Sabtu, 04 Januari 2025

Kurang Akal !!! Banjir itu Ya Karena Dosa Dan Kesalahan Yang Diperturutkan, Bukan Semata Karena Bencana Hidrometeorologi !!!!

  Kurang Akal !!! Banjir itu Ya Karena Dosa Dan Kesalahan Yang Diperturutkan, Bukan Semata Karena Bencana Hidrometeorologi !!!!


Cengkareng bandara arah jakarta dan sebaliknya masih tergenang (Foto BGS, 05.45, Jakarta)


Bandung, 30/01/2025

Kesalahan kembali dipertontonkan di tanah air. Alih alih menggunakan analisis Pancasila sebagai alat penganalisis berbagai bencana banjir di Indonesia, para analis malah hanya menggunakan penjelasan bencana Hidrometeorologi saja. 

Analisis dengan menggunakan pendekatan hidrometeorologi memang tetap harus dilakukan. Akan tetapi membatasi pembahasan hanya di sisi hidrometeorologi semata akan menemukan lingkaran setan yang tidak terpecahkan. Ujung-ujungnya semua solusi yang dibicarakan hanya akan berujung banjir lagi dan banjir lagi.

Benar benar membagongkan.




Pancasila adalah dasar negara. Maka sudah selayaknya kalau analisis utama penyebab banjir haruslah juga menggunakan pendekatan analisis Pancasila, bukan semata mata dengan mengedepankan alasan bencana karena sebab sebab hidrometeorologi semata-mata. 

Secara prinsip, asal dari segala bencana, ya karena tidak pernah takut pada Allah, tidak pernah memperdulikan sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Selalu nekat berani berbuat dosa, memperturutkan syahwat korupsi dan tidak bertakwa. Mau cari alasan apa lagi ? Itu kan sudah jelas, ada masalah dalam implementasi sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. 






Diskusi dan analisis juga harus dikembangkan ke arah prinsip utama terjadinya bencana. Tidak hanya berhenti di semata-mata karena sebab-sebab asbabuyah yang dangkal dan pendek.


 



Bukan komunis bukan juga demokrasi gaya barat, liberalis, tapi Pancasila, dasar Negara Republik, susah banget memberikan pemahaman, memberi tahu. Yang terjadi, bencana banjir yang terjadi, bukan semata mata bencana hidrometeorologi, tapi karena tak pernah lagi takut kepada sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Memang parah. 

Seluruh analisis pra dan pasca bencana harus memasukkan juga unsur Ketuhanan Yang Maha Esa dalam proses analisis nya. Hal ini memang harus dilakukan karena memang dasar negara Pancasila yang dijadikan dasar bermasyarakat dan berbangsa, bukan liberalis dan komunis. 

Ciri dasar liberalis dan komunis adalah menghapuskan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam seluruh struktur negara dan masyarakat. Salah besar jika bencana banjir hanya dianalisis dari semata-sama siklus hidrometeologi saja. Negara Demokrasi Republik ini berdasar Pancasila. Sudah terlalu lama semua analisis dengan menggunakan pendekatan sila Ketuhanan Yang Maha Esa tidak dipakai atau disingkirkan. 

Ayolah sadar, semua bencana ini bukan semata mata karena siklus hidrometeologi, tapi pasti ada yang dalam komunikasi dan posisi pengabdian kita semua kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bukan begitu ? (Vijay)
















Share:

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.